Mereka, Tokoh Idola Gitu Loh!

Mereka, Tokoh Idola Gitu Loh!

Mari Kita Perhatikan Bersama

Bila kita menyimak aktivitas akun-akun media sosial milik TOKOH NEGARA seperti negarawan, budayawan, teknokrat, dan lain sejenisnya; ataupun FIGUR PUBLIK lainnya seperti musisi, aktor atau aktris film/sinetron, dan lain sebagainya, maka biasanya beberapa saat setelah ngeposting cuap-cuapnya di media sosial, mereka lantas 'capcus' alias pergi begitu saja meninggalkan apa yang dipostingnya tersebut.

Mereka, rata-rata gak begitu peduli dengan ratusan komentar yang masuk sebagai respons atas postingannya itu. Baik itu komentar yang datang dari para PENGGEMAR (groupies)-nya maupun dari para PEMBENCI (haters)-nya; baik itu komentar yang berupa pujian, pertanyaan, atau kesetujuan maupun komentar yang berupa hujatan. Dengan kata lain, mereka rata-rata terkesan "miskin niat" dalam memperhatikan komentar/respons dari publik yang jumlahnya bejubel tadi.

Kok Bisa, Ya?

Jelas bisa dong. Alasannya sebenarnya sangatlah klasik, yaitu mana mungkin mereka sanggup menanggapi satu per satu komentar yang masuk dalam jumlah puluhan hingga ratusan seperti itu. Karena tentu saja, kalau itu dilakukan (membalasnya satu per satu) maka jari mereka bisa-bisa malah dibuatnya 'keriting'. Selain itu, alasan lainnya adalah akan memboroskan waktu mereka saja, karena bagi mereka, "time is money!" Betul? Betul dong! Hihihih :-p.

It's a Superior Venom!

Ya wajar lah. Sebab mereka itu kan kalangan selebritis, gitu loh. Namun, bagi saya ngasih jempol saja sudah dirasa cukup jika mereka cuap-cuap di postingan akun medsos-nya. Itu pun kalau selagi saya kebetulan ngebaca postingan mereka, pun bila postingannya saya nilai bermanfaat. Karena selebihnya, saya lebih sering emoh/ogah merhatiin postingan mereka dari detik per detik. Pendek kata, saya emoh/ogah menanti-nanti berita update-an mereka. Kayak yang kurang kerjaan saja kalau saya mesti kepo nungguin postingan-postingan mereka seperti itu. #SinisDetected (>__<)

Mereka Sering Jual Mahal?

Pasti! Tapi justru dari situlah kita sebagai grass-root (rakyat biasa) semestinya bisa balik 'jual mahal' terhadap mereka. Sebab, tanpa kehadiran kita maka jangan harap kepopuleran nama mereka bisa menjulang. Dan, tanpa kita memberikan feedback/respons apa pun pada postingan mereka di media sosial, boleh jadi pada akhirnya tingkat popularitas mereka tambah menyurut. Akhirnya, mereka akan tiba pada sebuah masa di mana popularitas mereka itu hanya akan tertulis dan terkenang di dalam lembaran buku diary mereka saja. Ya, tertulis dan terbaca hanya oleh dan untuk dirinya sendiri saja.

Ya, seperti itulah.
Mereka 'kan idola dari para pengidolanya gitu loh!