Berilmu dan Berwawasan Luas Tapi Lemah Menanggap

Berilmu dan Berwawasan Luas Tapi Lemah Menanggap Komentar Orang Lain

VIONITA Diary — Anda punya akun di salah satu jejaring sosial? Nah, selama beraktivitas di sana, pernahkan Anda pernah mengalami kejadian di mana setelah Anda memberikan komentar terhadap sebuah postingan milik orang lain (entah itu di Twitter atau di Facebook) namun komentar Anda itu malah gak ditanggapi sama sekali oleh si pemilik postingannya? Kalau pernah, yuk mari merapat sini. Kita sedikit mengulas bareng-bareng deh tentang fenomena itu di sini.

Egoisme Netizen

Memang benar, setiap netizen (para pengguna internet) berhak untuk memberi komentar ataupun tidak terhadap postingan milik orang lain. Sehingga, memang sulit bagi kita untuk menentukan apa alat ukur yang tepat dan bisa dijadikan patokan umum bagi semua netizen tentang urusan mengomentari dan dikomentari ini.

Namun, bila kita mencoba mengerucutkan persoalan ini dari sisi kepentingan hak si pemberi komentar, maka memang sudah sepatutnya bagi si pemilik postingan untuk senantiasa memiliki pengertian agar bisa memerhatikan dan memberikan tanggapan balik terhadap komentar-komentar dari orang lain yang masuk ke lapak postingannya itu. Hal ini, sejatinya kita asumsikan sebagai sebuah bentuk saling mengapresiasi satu sama lain di antara mereka.

Maksud gue itu gini loh: "Loe jangan egois gitu! Bales aja komentar yang masuk itu. Kok susah amat sih hanya untuk sekadar ngasih tanggepan balik? Apa gue mesti bilang 'wow' dulu lalu gue kasih duit dulu sama loe biar loe mau nanggepin balik komentar gue itu?" | Helleeew!

Fenomena EGOIS seperti itu memang bukanlah hal yang aneh, karena fenomena ini seringkali terjadi di aktivitas dunia online terutama di media-media jejaring sosial semacam Facebook, Twitter, Plurk, atau pun jejaring sosial lainnya. Entah apa sebenarnya alasan dari mereka di balik perilaku cuek, tak hirau, dan ogah untuk menanggapi komentar dari orang lain yang masuk pada postingan miliknya itu. Seakan-akan, mereka sedang memposisikan dirinya sebagai artis atau publik figur yang punya kesibukan aktivitas yang "teramat luar biasa", sehingga untuk sekadar menjawab balik komentar yang masuk pun, sepertinya, hal itu susah bingitz untuk mereka lakukan. (Brrrr, dirasa-rasa, asyik banget ya kalo kita memelihara sifat cuek-bebek seperti itu? Yihaa!)

Kenapa Ya, Mereka Sering Begitu?

Sebenernya nih ya, saya memang gak terlalu mempedulikan apakah selama ini mereka itu menggunakan semacam punya "sistem seleksi" komentar atau enggak, yang oleh sebab itu, akhirnya muncul kesan bahwa seolah-olah mereka harus menyeleksi (filtering) terlebih dulu mana kira-kira komentar yang sekiranya berhak untuk ditanggapi dan mana yang tidak. Namun demikian, sebagai sesama pelaku interaksi dunia maya, saya dan Anda pun tentu punya hak dong untuk meminta tanggapan balik dari si 'juragan/raden' (pemilik) postingan. Iya kan?

Selain itu, kita juga berhak dong kalau merasa kesal. Sebab, di saat kita telah meluangkan waktu untuk membaca postingan mereka, kemudian memberi perhatian dan pikiran kita dengan jalan berkomentar pada postingan mereka, eh mereka sama sekali gak bisa respect (menghormati/menghargai) terhadap komentar yang kita berikan tadi. Padahal, bila mereka mencermati, apa yang sudah kita berikan itu merupakan salah satu bentuk perhatian kita terhadap tulisan mereka.

Iya, pastinya, tentu saja kita bisa memaklumi seandainya alasan di balik ketidaktanggapan mereka itu dikarenakan oleh adanya faktor nonteknis, seperti misal karena terputusnya koneksi internet; atau karena mereka jarang online. Tapi, di luar alasan itu --ini khusus bagi diri saya-- bila "penyakit ketidaktanggapan" mereka itu lebih disebabkan alasan lain yang kurang bisa ditolerir, seperti akibat "besar kepala"-nya mereka, misalnya, saya memang kurang bisa mentolerirnya. (Hadeuh, masak untuk sekadar kasih tanggapan-balik aja kok mesti pake acara sombong-sombongan segala ya? Aw!)

Coba deh lo bayangin! Bila dalam setiap harinya lo sering banget mergokin mereka online, namun ketika postingan mereka lo kasih komentar, dan komentar lo itu dicuekin begitu saja olehnya, apakah lo gak cukup kesal dibuatnya? Masih mending kalau kejadiannya cuma sekali-dua kali. Lah, kalau sering? Mau gimana tuh?

Oh iya. Tahu gak? Mereka tuh tampak gagah dan selalu tampil all out loh manakala mereka perang komentar/argumen di forum-forum online dengan orang-orang yang notabene bukan dari lingkungan teman mereka sendiri! Tapi, ya itu tadi, giliran mereka mendapat komentar dari temannya sendiri, eh mereka malah 'mingkem/diam seribu bahasa'!

Akhirnya, saya pun jadi berasumsi: jangan-jangan, keterlibatan mereka selama ini dalam diskusi/debat di forum-forum online itu hanyalah sebatas ajang "unjuk kehebatan" diri mereka saja untuk mempromosikan pengetahuan dan wawasan yang dimilikinya kepada orang lain yang belum dikenalnya agar orang lain kagum dengan kepandaiannya itu. Atau, jangan-jangan juga, selama ini mereka memang terobsesi banget untuk mendulang popularitas (mem-branding) namanya di belantara dunia maya, agar terkenal. (Brrr... mengerikan!)

Yang jelas, saya tetap berpikir bahwa MEREKA senyata-nyatanya memang telah MINIM KEPEKAAN dalam menghargai komentar orang lain. Itu karena mereka adalah golongan yang NUL OF RESPECT!

Tinggalkan Mereka

Yup. Jujur nih ya, meski perasaan saya sering dibuat enggak nyaman mendapat perlakuan seperti itu, selama ini saya tetap selalu berusaha bersabar atas sikap mereka. Namun, tunggu dulu, kalian jangan salah duga loh.. Bahwa sebenarnya, di balik sikap saya yang berusaha untuk tetap sabar tersebut, sedikit demi sedikit saya pun sedang mencoba untuk balik ngecuekin mereka.

Memangnya hanya lu doang yang bisa ngelakuin hal itu? Amboooo, sorry lah yauw! Gue dan orang lain malah bisa lebih sadis kali ngecuekin lu! Tungguin saja kapan waktunya itu bakal tiba. Dan itu akan menjadi 'surprise dan kado spesial' buat lu, Sayang..!"